Dokter Makoto Kondo, penulis buku terlaris “47 Cara Agar Tidak Terbunuh Oleh Dokter Anda (47 Ways to Avoid Being Killed by Your Doctor)” dan buku “20 Nasihat Bagaimana Agar Tidak Terbunuh Oleh Dokter Ahli Kanker” memaparkan paradigma terbaru tentang bagaimana seharusnya kita bersikap menghadapi ancaman penyakit kanker.
Dokter Makoto Kondo adalah seorang ahli kanker yang dikenal sebagai “hati nuraninya komunitas medis” oleh publik di Jepang. Dosen bidang radiologi di Keio University, Jepang, dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam praktek kedokteran, berani menyatakan pandangan medis yang tidak berani diungkapkan orang menyangkut individu itu sendiri secara umum.
Ia lahir dari sebuah keluarga dokter, lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas Keio, Jepang, kemudian melanjutkan studinya di Amerika Serikat dan memperoleh gelar doktor. Setelah kembali ke negaranya, ia menjadi dosen bidang radiologi yang mengkhususkan diri dalam pengobatan radioterapi kanker di Universitas Keio. Selain itu juga dikenal sebagai perintis dalam hal Breast Conservation Therapy (terapi konservasi payudara) yang terkenal di seantero negeri Jepang.
Prestasinya mendapatkan penghargaan yang tinggi dari segenap masyarakat, dan memperoleh “penghargaan Kikuchi Kan ke-60” pada tahun 2012 (pemenang adalah tokoh dari segenap lapisan masyarakat yang berkontribusi besar terhadap budaya Jepang).
Berikut adalah beberapa nasihatnya:
1. Yang menakutkan itu bukan kanker, tetapi “pengobatannya”.
Mengapa ada orang yang semula energik, lantas menjadi lemah setelah terserang kanker ? Hal ini dikarenakan mereka telah menjalani proses “pengobatan kanker”. Selama “tidak mengobati kanker”, maka penderita bisa menjaga pikirannya secara jelas dan sadar, sampai pada detik-detik terakhir hidupnya.Jika ditangani secara tepat, maka tubuh dapat bergerak bebas leluasa. Banyak kanker yang tidak memicu rasa sakit, tapi jika benar-benar sakit, maka rasa sakit atau nyeri itu juga bisa dikontrol.
Jika Anda tidak merasakan gejala sakit, gejala tidak nyaman, atau tidak berselera (makan) dan gejala lainnya, tapi dalam pemeriksaan medis terdeteksi kanker, maka “kanker” ini dipastikan adalah “pseudo kanker (kanker palsu/ semu)”.
Sementara itu, hanya mengandalkan pemeriksaan sinar X untuk mendeteksi kanker payudara, ada kemungkinan 99%-nya juga berupa pseudo kanker atau kanker palsu, tetapi sebagian besar penderita tetap saja akan menjalani proses mastektomi (operasi pengangkatan payudara), disarankan sebaiknya berhati-hati.
2. Lebih dini menemukan kanker yang sebenarnya juga percuma.
Karena sejak lahirnya sel-sel induk kanker pertama pada saat itu, masa atau waktu kanker merenggut nyawa seseorang itu telah dipastikan. Hanya saja, karena ditemukan lebih awal, maka “waktu bertahan hidup” pada permukaan secara relatif menjadi lebih lama.
Jadi dalam pelbagai situasi, kita harus melihat “tingkat kelangsungan hidup 10 tahun”, dengan begitu baru bisa menentukan seseorang yang menderita kanker itu apakah bisa “disembuhkan atau tidak”.
3. Operasi adalah cedera serius buatan (manusia).
Setelah operasi, fisik kita akan menurun tajam, sangat rentan terinfeksi, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan meninggalkan sequela (gejala yang timbul setelah pengobatan) yang sulit disembuhkan.
Meninggal di atas meja operasi juga merupakan hal yang biasa terjadi. Jika dokter menganjurkan Anda untuk operasi, maka sebaiknya Anda pertimbangkan dan renungkan lagi, apa yang akan terjadi seusai operasi, makin rinci pertimbangan Anda tentunya semakin baik.
Pepatah dalam komunitas medis mengatakan: “Begitu operasi dilaksanakan, maka sel-sel kanker akan bergejolak dan murka”. Operasi akan meninggalkan bekas luka, dan bekas luka itu merusak benteng dari sel-sel normal, selanjutnya sel-sel kanker dalam darah itu akan memanfaatkan kesempatan dan meresap ke dalam, mempercepat pembiakan, hingga pada akhirnya meletus dan menyebar ke mana-mana.
4. Kemoterapi itu sangat beracun.
Kanker dewasa yang bisa disembuhkan secara kemoterapi hanya ada empat jenis yakni, leukemia akut, limfoma ganas, kanker testis dan kanker koriokarsinoma, namun kanker-kanker ini hanya menduduki sekitar 10% dari semua jenis kanker.
Apakah kemoterapi dapat memperpanjang hidup penderita masih harus dibuktikan lebih lanjut, lagipula racun obat itu sangat keras, dapat berefek samping yang serius. Semakin tinggi usia, dan semakin lama waktu/masa merokok, maka toksisitas kemoterapi akan tampak lebih jelas.
5. Sembilan puluh persen penderita penyakit kanker, diobati atau tidak, masa bertahan hidupnya sama.
Bagaimanapun maju dan muktahirnya perkembangan medis, kanker yang sebenarnya itu mustahil bisa disembuhkan dengan hanya mengandalkan tenaga manusia. Adapun mengenai cerita-cerita yang menyentuh tentang “hidup kembali secara ajaib”, “kanker lenyap tak berbekas” atau cerita semacam itu sebagian besar berhubungan dengan pseudo kanker atau kanker palsu/semu.
“Pseudo kanker” sama seperti jerawat, abaikan saja, karena secara alami akan hilang dengan sendirinya, namun, para dokter bersangkutan justru mempropagandakan sehebat-hebatnya melalui media cetak atau eletronik menghembuskan kata-kata bersifat promosi “kami telah berhasil menyembuhkan kanker.”
6. Jika dokter telah memastikan bahwa Anda terserang kanker.
Tetapi Anda tidak merasakan derita/siksaan dari penyakit itu, maka lebih baik menunggu sambil mengamati/memantau (penyakit) terkait. Tapi, jika memang Anda benar-benar ingin mengobatinya, maka coba Anda periksa dan pertimbangkan apakah diagnosis dokter itu benar.
7. Operasi berjalan sukses ≠ kanker berhasil disembuhkan.
Sekalipun operasi itu berjalan lancar dan sempurna, namun, kanker padat yang sesungguhnya itu juga pasti akan kambuh kalau tidak disertai dengan perubahan pola hidup dan nutrisi seimbang.
8. Makin “canggih” dalam proses terapi itu, semakin harus Anda waspadai.
Cukup banyak teknologi yang masih dalam tahap percobaan, tapi, begitu dimahkotai dengan kata “canggih”, penderita akan patuh saja ibarat kerbau dicocok hidungnya. Intinya, lebih baik Anda berhati-hati dengan terapi yang disertai kata “canggih” itu.
9. Dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu setara dengan 200 – 300 kalinya sinar X atau radiography normal!
CT Scan adalah metode pemeriksaan melalui pancaran sinar-X 360 ° secara keseluruhan, mengambil gambar secara cross-sectional (potong–lintang) bagian dalam tubuh pasien. Dan dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu cukup memicu terjadinya kanker.
10. Memperkuat sistem kekebalan tubuh tidak bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan kanker, bahkan dapat dikatakan sama sekali tidak efektif.
Mengapa? Karena tugas dari sel kekebalan tubuh itu adalah menyerang benda asing dari luar, sementara sel-sel kanker itu terbentuk karena mutasi sel kanker dari tubuh itu sendiri, asal tahu saja, sistem kekebalan tubuh manusia itu tidak akan menganggap sel kanker sebagai musuh.
Mengapa kanker dapat tumbuh hingga 1 cm atau lebih diameternya, dan bisa diselidiki, karena sel-sel kekebalan tubuh tidak menempatkan sel kanker itu sebagai musuh, inilah bukti tak terbantahkan terkait mengapa sistem kekebalan tubuh tidak dapat membunuh sel kanker.
Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Lupakan kanker, tidak perlu operasi, jangan juga menjalani proses radioterapi atau terapi radiasi, apalagi kemoterapi, jangan pernah lakukan.
Saat badan mulai tidak nyaman, baru pikirkan cara meringankan rasa sakit itu. Dengan begitu, baru bisa dalam kondisi paling nyaman dan rileks memperpanjang usia hidup. Jika dokter tidak menjelaskannya, maka sebaiknya jangan tanya lebih lanjut, karena tak seorang pun yang tahu Anda bisa hidup berapa lama.
Tidak peduli apakah itu penyakit kanker atau penyakit lain yang diderita, semua itu perlu ditangani oleh dokter terkait. Namun, pasien tidak perlu menyerahkan sepenuhnya kepada dokter terkait keputusan menentukan kebijakan pengobatan, dan dokter juga tidak berhak memberi petunjuk atau perintah dengan semaunya terhadap pasien.
Kita bisa belajar dari batu-batu yang terus bergulir. Asal tahu saja, batu yang terus bergulir itu tidak akan ditumbuhi lumut. Selama kita banyak menggerakkan anggota tubuh, selalu menguras otak (berpikir), maka tubuh kita tidak akan berkarat.”
Selain itu, selama kita bisa membuat perasaan (emosional) menjadi lebih berisi setiap hari, ada suka-duka, sedih-ceria, maka kelima indera kita (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba) itu niscaya tidak akan menjadi diam dan lamban.
Jauhi hal-hal yang tidak menyenangkan, hargai dan syukuri nikmat dari kehidupan kita.
Banyak berjalan, darah akan berjalan mengalir ke segenap anggota tubuh, tidak akan tinggal/diam di bagian bawah anggota tubuh, dengan demikian, tekanan darah akan relatif stabil.
Tertawa lepas, bisa membantu menggerakkan otot ekspresi wajah dan sekat rongga badan, sehingga pernapasan akan menjadi lebih dalam, sirkulasi darah juga akan lebih baik, sampai-sampai tubuh juga akan terasa hangat.
Perbanyak nikmati makanan sehat yang enak dan lezat, selalu melakukan hal-hal yang kita sukai, dengan begitu bisa membuat suasana hati menjadi ceria, tak ada tekanan, membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak serotonin, dopamin, endorfin, meningkatkan keinginan dan suasana hati ceria, sehingga dengan demikian, hidup akan menjadi lebih ceria.
Pengalaman memberitahu saya, bahwa selama bisa menjaga suasana hati tetap ceria, niscaya akan melupakan rasa tidak nyaman yang tidak berarti, dan kanker pun tidak akan melebar dan menjadi parah.
Dewasa ini, banyak yang meninggal karena kanker. Hari ini, nasib malang tampaknya menimpa orang lain, tapi besok bisa saja terjadi pada kita, siapa tahu. Setiap orang hanya bisa menjaga diri dan kesehatannya masing-masing.
Bagikanlah informasi penting ini dengan semua kerabat dan teman-teman kita. Mulai hari ini, jalanilah gaya hidup sehat, hadapi hari-hari yang sulit dengan suasana hati yang selalu ceria, inilah resep terbaik dalam pencegahan kanker!